Ritual Menyambut Ramadhan
Yogyakarta seakan menyimpan banyak sekali ragam kebudayaan yang tidak ada habisnya. Selain mempunyai segudang kerajinan dan seni, budaya yang masih dilestarikan oleh masyarakat di kota ini adalah tradisi ritual untuk menyambut momen – momen tertentu. Jika masyarakat luas umumnya mengenal tradisi sekaten yang menjadi ciri khas dari kota gudeg, padahal sebenarnya ada tradisi lain yang perlu anda ketahui. Tradisi yang satu ini juga menjadi keunikan tersendiri dan dapat menarik banyak wisatawan untuk datang. Tradisi yang dimaksud adalah ritual padusan Jogja, yang biasa dilaksanakan setiap akan memasuki bulan Ramadhan. Padusan sebenarnya hanyalah salah satu bentuk tradisi yang dilakukan masyarakat Yogyakarta untuk menyambut datangnya bulan suci Ramadhan. Padusan sendiri terdiri dari sebuah kata dalam bahasa jawa yaitu adus yang berarti mandi. Artian mandi yang dimaksudkan dalam padusan bukanlah mandi pada umumnya yang dilakukan semua orang pada setiap harinya. Ada hal yang membedakan padusan dengan kegiatan mandi yang sehari – hari dilakukan, yaitu pada niatannya. Dalam melakukan mandi untuk ritual padusan terdapat niat serta upaya dalam melaksanakan hajat atau keinginan seperti puasa ramadhan. Ritual padusan Jogja ini tidak hanya sekedar kegiatan berupa penyucian diri saja, karena ritual unik ini juga mengandung unsur pelestarian tradisi, kohesi dengan lingkup sosial serta menjadi bentuk penghargaan terhadap alam.
Perantara Ucapan Syukur Manusia Terhadap Alam
Padusan sejatinya memiliki artian berupa membasuh diri pada tempat – tempat yang memiliki sumber air seperti sungai, sendang dan pantai. Pada beberapa tempat diantara sumber air yang dipergunakan untu kegiatan padusan tersebut, ada beberapa yang dianggap sakral (keramat). Dalam sejarah tradisinya, padusan juga memiliki perkembangan makna. Ritual padusan Jogja diangap sebagai sarana untuk manusia agar semakin dekat dengan alam sekitar. Adanya ritual padusan Jogja, akan membuat masyarakat kembali berkunjung ke mata air atau biasa disebut sendang serta aliran air yaitu sungai. Dengan begitu masyarakat bisa merasakan peran dari alam yang telah banyak mendatangkan berkah dan rahmat dalam kehidupan ini. Hadirnya tradisi ini secara tidak langsung akan membawa rasa tanggung jawab yang besar bagi masyarakat untuk menjaga dan merawat lingkungan. Apabila lingkungan di sumber air sampai kotor dan airnya menjadi keruh maka ritual padusan ini tidak bisa dilakukan dan akan terancam hilang. Dikarenakan hal ini, maka ritual padusan Jogja juga dijadikan tolak ukur, sejauh mana masyarakat di Yogyakarta berdialog dengan lingkungan dan alam melalui pelestarian keadaan alam sekitarnya. Jika tradisi ini sampai hilang, maka sangat besar kemungkinannya bahwa alam telah rusak dikarenakan air sudah tercemar sehingga tidak dapat untuk digunakan mandi. Bila hal tersebut terjadi, maka terpaksa ritual padusan akan dilakukan pada kolam renang buatan, namun sebenarnya ritual padusan ini akan lebih afdol jika dilakukan di sumber air dari alam yang sebenarnya.
Perendaman diri pada air yang mengalir sebenarnya sudah menjadi tradisi orang jawa sejak jaman dahulu untuk memohon supaya cita – cita yang diinginkan dapat terkabulkan, proses perendaman atau tapa pada jaman dahulu dilakukan oleh raja – raja jawa untuk menyatukan jiwa mereka dengan alam. Itulah sebabanya prosesi padusan sebenarnya adalah bagian dari tapa atau perendaman, namun padusan lebih mendepankan tentang semangat dalam menyambut hajatan baru atau keinginan saat menyambut bulan ramadhan dan tidak harus dilakukan di tempat sakral atau keramat. Hanya saja, sebagaian masyarakat masih ada yang memilih melakukan padusan di tempat sumber air yang dipercaya sakral. Dengan kembalinya diri menjadii suci (bersih) setelah dibasuh dengan air dari alam, diharapkan manusia mampu menjalankan bulan suci ramadhan dengan lebih ikhlas dan lebih lancar. Istilah serta makna yang terkandung dalam padusan lahir dari pemikiran orang Jawa yang ingin mengkaitkan konteks perayaan bulan ramadhan dengan kelangsungan bumi dan kehidupan alamnya. Ritual padusan Jogja memiliki tujuan utama untuk mengingatkan manusia, apakah mereka sudah memelihara alam dengan baik. Hal ini dikarenakan puasa yang didahului dengan ritual padusan sebagai penyambutan bulan ramadhan bukan hanya untuk mensucikan jiwa manusia dengan menjaganya dari hawa nafsu, namun juga menjaga kesucian atau kebersihan alam. Ritual Padusan Jogja bukan hanya sekedar untuk membasuh tubuh. Jika dicerna lebih dalam, ritual ini juga bertujuan untuk membasuh pikiran manusia dengan makna dan nilai.
Jejak Padusan
Lebih jauh lagi menelaah, padusan sebenarnya merupakan sebuah ikhtiar atau bentuk usaha dalam pandangan islam untuk meraih kesempurnaan. Air dari alam diangap sebagai salah satu syarat untuk mensucikan diri dan disertai dengan doa – doa yang menjadi penjalin antara manusia, alam serta Tuhan. Hal inilah yang membuat ritual padusan Jogja bukan hanya sekedar ritual yang dijadikan euforia atau bentuk selebrasi datangnya bulan ramadhan. Lebih dari itu, tradisi ini memiliki makna untuk menelisik masa lalu. Tradisi ini merupakan tradisi yang berasal dari nenek moyang. Dengan mengikuti tradisi ini artinya masyarakat juga menghargai serta meneruskan pemikiran dari kearifan lokal yang sudah lampau dan menjembataninya menuju cita – cita untuk masa yang akan datang. Bisa dibilang ritual padusan Jogja adalah salah satu tradisi yang menghubungkan jejak kebiasaan dari masa lalu dengan masa saat ini. Tanpa disadari oleh masyarakat di jaman sekarang, adanya kaitan – kaitan mistis yang sering menempel pada sumber air di tanah Jawa seperti Yogyakarta sebenarnya memang sengaja dibuat oleh moyang – moyang terdahulu. Beberapa tempat tersebut dikeramatkan memang untuk tujuan yang baik, supaya generasi selanjutnya akan takut untuk mengotori tempat tersebut sehingga kesucian atau kebersihan dari sumber air dan lingkungan sekitarnya akan terus terjaga agar bisa dimanfaatan untuk berbagai kegiatan, salah satunya seperti padusan ini
Banyak wisatawan yang tertarik dengan ritual padusan Jogja yang dilakukan secara beramai – ramai bersama masyarakat lokal. Bagi anda yang juga ingin mencoba mandi dengan kesegaran sumber air di daerah Yogyakarta bersama – sama masyarakat lokal lainnya, anda bisa datang ke kota gudeg ini menjelang tibanya bulan ramadhan. Tidak perlu khawatir untuk mengabiskan waktu liburan panjang selama beberapa hari di Yogyakarta, karena di kota ini terdapat tempat penginapan yang nyaman dengan fasilitas memadai. Dijamin liburan anda akan semakin bermakna dan menyenangkan jika anda menginap di apartemen di Yogyakarta, The Palace Apartemen & Hotel. Letaknya yang berada di kawasan jalan Kaliurang akan membuat anda mendapatkan view gunung Merapi yang menawan dari kamar penginapan di The Palace. Tidak hanya bisa menginap, bagi anda yang ingin berinvestasi, di sini juga menyediakan jual unit apartemen dengan lokasi yang strategis dan sangat menjanjikan untuk investasi. Anda bisa berwisata ke tempat – tempat ikonik di Jogja dengan menempuh perjalanan yang lebih singkat dengan menginap di The Palace. Tidak hanya dekat dengan tempat wisata, penginapan hotel kelas bintang 4 ini juga sangat strategis dengan tempat – tempat wisata kuliner. Sehabis mengikuti acara ritual padusan Jogja yang ramai dan kembali ke penginapan, anda bisa melanjutkan kembali agenda liburan dengan berjalan – jalan ke tempat wisata ataupun mengisi perut ke berbagai destinasi kuliner favorit di Yogyakarta yang dekat dengan The Palace, Jogja.
Leave a Reply